Komisi X DPR RI Minta Pengamanan Museum Berstandar Bank
Hampir dipastikan pengamanan museum di seluruh Indonesia belum memenuhi kualifikasi standar mutu yang memadai, Hal tersebut diungkapkan TB. Dedi Suwandi Gumelar atau yang akrab disapa Mi’ing usai meninjau Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, Jum’at (4/10).
Dikatakannya, beberapa museum telah terbukti kehilangan barang-barang berharga yang merupakan benda-benda cagar budaya. Antara lain, Museum Radya Pustaka di Surakarta, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta, dan Museum Gajah di Jakarta. Dengan demikian menurutnya, petugas keamanan yang berjaga di museum harus melebihi kualitas petugas keamanan di perbankan.
Analoginya sederhana, kata Mi’ing, kalau di Bank Indonesia ada satu gudang uang dengan pengamanan yang memadai, tidak mungkin maling akan mampu membawa uang satu gudang, jumlah uang yang dicuri biasanya satu atau dua tas, dan uang yang hilang pun bisa diganti kembali.
“Bagaimana kalau yang hilang barang peradaban seribu tahun lalu? Siapa yang mampu memutar waktu seribu tahun kembali, itu barang tak tergantikan,” jelasnya.
Oleh karena itulah Mi’ing menolak usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh untuk membuat replika atau duplikat untuk dipajang di museum. Selain nilai sejarahnya yang tidak ada, anggaran yang akan dikeluarkan juga tidak kecil. Bahkan pemerintah juga harus menyediakan anggaran khusus untuk mengamankan benda yang asli.
“Benda-benda yang asli saja disimpan di museum masih banyak orang yang tidak datang, apalagi yang replika, Jadi kenapa tidak diperkuat saja pengamanannya, otomatis nilai sejarahnya makin tinggi,” tambahnya.
Saat dijumpai di tempat yang sama, Kepala Museum Sonobudoyo, Riharyani menjelaskan bahwa saat ini baru ada 11 tenaga keamanan. Mereka harus bergantian menjaga museum. Pengamanan terbagi menjadi dua unit pada siang dan malam. Mereka merupakan tenaga outsourcing dari CV Garuda Merah yang merupakan rekanan dari Dinas Kebudayaan DIY.
Seperti diketahui, kasus pencurian sejumlah koleksi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta yang terjadi sejak 2010 hingga kini belum menunjukkan titik terang. Kasus yang terjadi pada 11 Agustus 2010 lalu mengakibatkan 75 koleksi emas museum raib, salah satunya topeng emas yang diduga peninggalan zaman Majapahit.(iw)/foto:iwan armanias/parle.